Aku pernah begitu mengagumi hujan, karena ada debar dalam diri ketika terdekap dan berpayung bersama. Berdua menengadahkan tangan, merasakan percikan air yang tumpah memenuhi sungai di dekat kita berdiri. Merasakan saat angin memutih bersama meluapnya air. https://wallpaperaccess.com/full/688287.jpg Atau sesekali menepuk- nepuk kaki pada air yang menggenang, sedikit menari dan menyunggingkan senyumku,pun agar engkau tertawa. Sembari menggumam agar hujan akan jatuh lebih lama. Itu dulu, ketika hujan cukup membasahi kebun di depan rumah atau lapangan tempat kumpulan anak SD bermain bola atau saat atap - atap yang lebih sering merayu pada langit agar menumpahkan isinya, atau saat langit sudah rindu senja yang gelap karena hujan tak kunjung berhenti. Kini, ternyata hujan juga menetes diwajahku,meninggalkan basah karena enggan merelakanmu, atau saat sesekali mengingatmu, mengingat hujan dan laki laki yang pernah meneduh di rimbun hati. Kini aku tumbuh menjadi pembenci hujan. K
Get your inspiration here...